Profil Desa Jatibogor

Ketahui informasi secara rinci Desa Jatibogor mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Jatibogor

Tentang Kami

Profil Desa Jatibogor, desa terluas di Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal. Mengupas data demografi, pemerintahan, potensi ekonomi agraris, infrastruktur, serta tantangan dan peluang pembangunannya di jalur Pantura Jawa Tengah.

  • Pusat Pertumbuhan Agraris

    Jatibogor merupakan desa terluas di Kecamatan Suradadi dengan luas wilayah 672,1 hektare, didominasi oleh lahan pertanian sawah yang menjadi tulang punggung utama perekonomian warganya

  • Pemerintahan dan Kependudukan yang Solid

    Dengan pusat pemerintahan di Dusun Bogor dan memiliki 3.225 Kepala Keluarga pada tahun 2023, desa ini menunjukkan struktur sosial yang padat dan terorganisir di bawah kepemimpinan kepala desa

  • Lokasi Strategis dengan Potensi Pengembangan

    Terletak di selatan jalur utama Pantura, Jatibogor memiliki aksesibilitas yang baik dan potensi besar untuk pengembangan ekonomi lebih lanjut, termasuk melalui optimalisasi badan usaha milik desa (BUMDes)

XM Broker

Desa Jatibogor, yang terletak di Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, menampilkan profil sebagai sebuah wilayah yang memadukan potensi agraris yang kuat dengan dinamika sosial masyarakat yang terus berkembang. Sebagai desa terluas di kecamatannya, Jatibogor memegang peranan penting dalam konstelasi ekonomi dan sosial di kawasan pesisir utara Jawa Tengah. Dengan basis utama pada sektor pertanian dan lokasi yang strategis, desa ini menyimpan berbagai peluang sekaligus tantangan dalam arus pembangunan modern.

Profil ini mengupas secara mendalam kondisi faktual Desa Jatibogor berdasarkan data terkini, mencakup aspek geografis, demografi, pemerintahan, hingga potensi ekonomi. Informasi yang disajikan bertujuan memberikan gambaran yang objektif dan komprehensif mengenai denyut nadi kehidupan di salah satu desa paling signifikan di Kabupaten Tegal.

Lokasi Strategis dan Wilayah Administratif

Secara geografis, Desa Jatibogor menempati posisi strategis di bagian selatan Kecamatan Suradadi. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari Jalan Raya Pantura memberikan keuntungan dari sisi aksesibilitas dan jalur distribusi barang maupun jasa. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal tahun 2023, Desa Jatibogor memiliki luas wilayah mencapai 6,72 kilometer persegi atau 672,1 hektare. Luasan ini menjadikannya sebagai desa terbesar di Kecamatan Suradadi, mencakup 11,43% dari total luas kecamatan.

Secara administratif, wilayah Desa Jatibogor terbagi menjadi tiga dusun utama yang menjadi pusat pemukiman dan aktivitas warga, yaitu Dusun Kebasuran, Dusun Bogor dan Dusun Jatimerta. Pusat pemerintahan desa, termasuk kantor kepala desa dan balai desa, berlokasi di Dusun Bogor. Dusun ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi informal dengan adanya pasar desa dan berbagai pertokoan yang melayani kebutuhan harian masyarakat.Untuk memahami posisi strategisnya, berikut merupakan batas-batas administratif Desa Jatibogor:

  • Sebelah Utara: Berbatasan langsung dengan Desa Jatimulya dan Desa Suradadi.

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Harjasari dan wilayah Kecamatan Warureja.

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Gembongdadi dan Desa Karangmulya.

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Karangwuluh dan Kecamatan Tarub.

Pembagian wilayah yang jelas ini menjadi dasar bagi perencanaan pembangunan dan administrasi kependudukan yang efektif di tingkat desa.

Demografi dan Kependudukan

Desa Jatibogor dikenal memiliki populasi yang padat dan menjadi salah satu desa dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Suradadi. Data BPS Kabupaten Tegal mencatat, pada tahun 2023, jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Jatibogor mencapai 3.225 KK. Jika mengacu pada rata-rata jumlah anggota keluarga di wilayah sejenis, estimasi populasi total Desa Jatibogor dapat melampaui 12.000 jiwa. Angka ini menunjukkan skala kependudukan yang besar dan menuntut ketersediaan layanan publik yang memadai.

Dengan luas wilayah 6,72 km², kepadatan penduduk di Desa Jatibogor diperkirakan mencapai sekitar 1.800 hingga 1.900 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan ini menciptakan dinamika sosial yang kompleks dan menjadi tantangan tersendiri dalam hal tata ruang pemukiman dan pengelolaan sumber daya.

Struktur sosial masyarakatnya sangat erat, yang tercermin dari pembagian administratif menjadi 55 Rukun Tetangga (RT) dan 16 Rukun Warga (RW). Struktur ini menjadi fondasi bagi interaksi sosial, penyaluran informasi, serta implementasi program-program pemerintah hingga ke tingkat akar rumput. Sebagian besar penduduknya merupakan suku Jawa dengan bahasa pengantar sehari-hari yakni Bahasa Jawa dialek Tegal.

Pemerintahan dan Layanan Publik

Roda pemerintahan di Desa Jatibogor dijalankan oleh Pemerintah Desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa. Berdasarkan catatan dan berbagai dokumen publik hingga tahun 2022, jabatan Kepala Desa Jatibogor dipegang oleh Wahyudin. Pemerintahan desa bertanggung jawab atas pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan penyediaan layanan administrasi kependudukan.

Di sektor pendidikan, Desa Jatibogor menunjukkan komitmen yang kuat dalam menyediakan akses pendidikan dasar bagi warganya. Di desa ini terdapat sedikitnya lima Sekolah Dasar (SD) Negeri dan satu Madrasah Ibtidaiyah (MI), yang memastikan anak-anak usia sekolah mendapatkan pendidikan formal. Sebuah tonggak penting dalam sejarah pendidikan desa ialah berdirinya Madrasah Tsanawiyah (MTs) Jatibogor pada tahun 1985. Didirikan atas inisiatif tokoh masyarakat, H. Khozin, S.Ag, M.Pd.I, lembaga pendidikan setingkat SMP ini lahir dari keprihatinan atas minimnya akses pendidikan menengah bagi anak-anak dari keluarga ekonomi lemah pada masa itu. Kehadiran MTs Jatibogor hingga kini menjadi bukti nyata inisiatif lokal dalam memajukan sumber daya manusia.

Layanan publik lainnya termasuk fasilitas kesehatan seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di beberapa RW untuk melayani kesehatan ibu dan anak, serta keberadaan fasilitas ibadah seperti masjid dan musala di setiap dusun.

Perekonomian Berbasis Agraris dan Potensi Pengembangan

Tulang punggung perekonomian Desa Jatibogor secara dominan bertumpu pada sektor agraris. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Dari total luas wilayah, sebagian besarnya merupakan lahan sawah, baik yang teraliri irigasi teknis maupun sawah tadah hujan. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi, yang menjadi penopang ketahanan pangan lokal dan menyuplai pasar di sekitarnya.

Selain pertanian tanaman pangan, sebagian warga juga menekuni bidang peternakan, terutama ternak kambing dan unggas, sebagai sumber pendapatan tambahan. Aktivitas ekonomi ini didukung oleh keberadaan pasar desa di Dusun Bogor, yang menjadi pusat transaksi jual beli hasil bumi dan kebutuhan pokok lainnya.

Meskipun memiliki basis agraris yang kuat, diversifikasi ekonomi masih menjadi tantangan. Potensi pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang pengolahan hasil pertanian, kerajinan, atau jasa belum tergarap secara optimal. Salah satu jalur yang dapat ditempuh untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi ialah melalui penguatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Di tingkat Kabupaten Tegal, pemerintah daerah terus mendorong pembentukan dan pengembangan BUMDes sebagai motor penggerak ekonomi desa. Bagi Jatibogor, BUMDes dapat menjadi wadah untuk mengelola potensi desa secara lebih profesional, misalnya dengan mendirikan unit usaha penggilingan padi modern, pengelolaan sampah, atau penyediaan sarana produksi pertanian.

Pembangunan Infrastruktur dan Inisiatif Masyarakat

Pembangunan infrastruktur dasar menjadi salah satu fokus utama pemerintah desa untuk menunjang aktivitas ekonomi dan sosial warganya. Jaringan jalan desa dan jalan usaha tani terus ditingkatkan untuk mempermudah mobilitas orang dan barang, terutama saat musim panen.

Inisiatif yang datang dari masyarakat juga menjadi catatan penting dalam profil pembangunan desa ini. Sebagai contoh, pada tahun 2022, Pemerintah Desa bersama warga mengusulkan rencana pembangunan pagar Tempat Pemakaman Umum (TPU) melalui musyawarah desa. Proyek yang diajukan untuk mendapatkan bantuan keuangan dari APBD Provinsi Jawa Tengah ini menunjukkan adanya kesadaran kolektif untuk meningkatkan kualitas sarana publik dan menata lingkungan desa menjadi lebih baik.

Di sisi lain, desa ini juga menghadapi tantangan sosial yang pernah menjadi perhatian publik. Catatan pemberitaan pada periode 2018-2020 menunjukkan adanya dinamika terkait pelaksanaan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang memerlukan penanganan bijak dari aparat berwenang dan pemerintah desa. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga dalam meningkatkan transparansi dan akuntabilitas tata kelola pemerintahan di masa mendatang.

Sebagai kesimpulan, Desa Jatibogor merupakan sebuah entitas wilayah yang dinamis. Dengan modal luas lahan pertanian, jumlah penduduk yang besar, serta letak yang strategis, desa ini memiliki fondasi yang kokoh untuk maju. Optimalisasi sektor pertanian melalui sentuhan teknologi, diversifikasi ekonomi melalui UMKM dan BUMDes, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, menjadi kunci untuk mentransformasikan potensi besar tersebut menjadi kesejahteraan nyata bagi seluruh masyarakatnya.